Smart Cloud sendiri
adalah sebuah layanan infrastruktur teknologi informatika. Beberapa aplikasi
berbasis website yang telah digunakan untuk pelayanan publik sudah diterapkan.
Untuk itu, Wali Kota Bima
H. Muhammad Lutfi, S.E menyampaikan Smart Cloud Kota Bima membutuhkan internet
aducated dan wifi publik serta jaringan infrastruktur yang memadai agar dapat
menyediakan pelayanan secara online kepada masyarakat.
"Namun permasalahan
yang dihadapi adalah mahalnya biaya internet educated dan wifi publik yang
diperlukan," jelas H. Lutfi ketika memberikan pemaparan terkait aplikasi
Smart Cloud dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik secara daring di Ruang
Command Center Kota Bima, Senin, 12 Juli 2021.
Pemerintah Kota Bima
kedepannya akan lebih meninjau dan melakukan pengamanan server secara rutin.
Mengingat ancaman banjir setiap musim hujan, sering terjadinya pemadaman
listrik. Sehingga kualitas pelayanan diharapkan semakin meningkat.
"Ketika ancaman
banjir di musim hujan, jumlah pengunjung website Pemerintah Kota Bima semakin
tinggi dan memerlukan dan membutuhkan akses internet yang tinggi pada
server," tuturnya.
Wali Kota Bima berharap,
kompetisi inovasi yang sudah masuk 99 besar nominasi ini bisa maju ke tahap
selanjutnya dan dapat bersaing dengan daerah-daerah lain, kementrian dan BUMN.
"Mudah-mudahan di
tahap kedua ini masuk tahap 46. Yang artinya akan di adu dengan Pemerintah
Kota, Kabupaten, Kementerian, dan BUMN tanpa ada sekat siapapun,"
tutupnya. (SB.P)