Kabupaten Bima,- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima bekerjasama dengan Yayasan Adventist Development and Relief Agency (ADRA) Indonesia, menggelar Pelatihan pemetaan Potensi bencana secara partisipatif (Training And Participatory Hazard Mapping).
Kegiatan yang diikuti oleh 25 perserta ini, terlaksana secara konsorsium dengan Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC), Redr Indonesia, Pujiono Centre, Plan International Indonesia yang didukung penuh oleh European Commission Humanitarian AId (ECHO) Rabu, 7 April 2021 di Aula Kantor Bupati Bima.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bima Aries Munandar ST. MT mengatakan, sesuai arahan Bupati Bima, BPBD kabupaten Bima dengan didukung ADRA Indonesia, menginisiasi adanya pertemuan antara relawan penggiat kebencanaan, Unsur TNI, POLRI, SAR, BMKG, OPD teknis , TRC, Tagana, PMI, NGO, OPD teknis dan tim tanggap darurat bencana hidrometeorologi di kabupaten Bima.
“Pelatihan ditujukan untuk melakukan identifikasi sebaran relawan pada desa desa terdampak bencana. Kemudian, pemetaan pendistribusian relawan, lebih berdampak dan saling bersinergi. Sehingga pelayanan kebencanaan di masyarakat lebih efektif," jelas Aries.
Senada hal yang sama juga disampaikan oleh Dandim 1608/Bima Letkol (Inf) Teuku Mustafa Kamal ia menjelaskan, untuk awal kesiapsiagaan bencana, perlu adanya posko dan harus segera diaktifkan. Rutinitas evaluasi dilakukan setiap hari, sehingga mengetahui apa yang sudah dan belum dikerjakan.
"Dalam rapat besok Kamis (8/4), perlu ada perwakilan dari OPD. Sehingga ada data kerugian dan data lainnya yang valid," ujarnya
Kepada para relawan dan satgas Dandim meminta, agar dapat mendata semua jumlah relawan dari semua organisasi. Untuk selanjutnya, dibagi pada area yang sudah ditentukan termasuk apa tugasnya.
"Sehingga seluruh wilayah tercakup. Sebab jika tidak terorganisir dengan baik maka akan ada daerah yang tidak terjamah," terangnya. (SB.K)